BOJONEGORO, DAERAH24 – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan respon cepat menanggapi berita dari Bojonegoro mengenai bahaya penggunaan stroom listrik untuk mengendalikan tikus di sawah. Tikus merupakan salah satu organisme pengganggu tumbuhan (OPT) utama pada tanaman pangan, yang serangannya seringkali merepotkan petani. Kerugian produksi tanaman akibat serangan hama tikus seringkali cukup tinggi, sehingga membuat petani melakukan berbagai cara pengendalian yang diharapkan mampu mengendalikan serangannya, Bahkan kadang petani melakukan pengendalian hama tikus dengan cara yang berbahaya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, Zaenal Fanani menegaskan bahwa, sejak dulu pihaknya sudah melarang penggunaan jebakan tikus dengan aliran listrik. Disperta juga sudah memberikan solusi yang lain sebagai pengendali hama. “Tapi masih banyak petani menggunakan alat jebakan tikus yang beraliran listrik karena cara tersebut menurut mereka lebih instan dan cepat membunuh tikus mati daripada menggunakan rodentisida,” terangnya.
Dalam waktu dekat Disperta akan memberikan edukasi kepada petani terkait bahaya penggunaan jebakan tikus menggunakan aliran listrik. Selain itu juga sosialisasi tentang pengendalian hama jangka panjang.
“Sebelumnya juga sudah di siarkan melalui radio, sosialisasi ke desa-desa, dan melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),” katanya. Guna membasmi hama, Dinas Pertanian Bojonegoro telah mengadakan beberapa alat dan cara yaitu dengan alat pengasapan, burung hantu serta rumah burungnya, dan rodentisida mulai tahun 2016.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Edy Purnawan menyampaikan, Pengendalian hama tikus disawah yang baik sebaiknya menggunakan cara-cara yang aman. Jangan menggunakan cara yang berbahaya seperti dengan jebakan yang dialiri arus listrik atau stroom. Untuk mengendalikan hama tikus sawah seyogyanya menggunakan cara yang aman, namun tetap efektif dan efisien, seperti: Penggunaan pagupon atau rumah burung hantu (rubuha) untuk menyediakan tempat tinggal bagi burung-burung hantu (Tyto alba) musuh alami hama tikus. Dapat pula mengguanakan cara gropyokan yang dilakukan saat bera (sebelum tanam).
Tampilkan Semua